February 24, 2012

Potensi Pasar Indonesia

Potensi Pasar Indonesia
Posted on 14 February 2012 by annisa.dieni47
Potensi Pasar Indonesia : Peluang Marketing yang Dilihat oleh Negara Luar
Marketing Class R-47
Graduate Student of  Management and Business, Bogor Agricultural University
Indonesia terkenal dengan populasi penduduk muslim besar (sekitar 87%). Fakta ini bila dilihat dari sisi marketer yang positif, dapat menjadi peluang bisnis yang sangat besar. Peluang ini dilihat oleh negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat sebagai pasar potensial untuk memasarkan produk-produk pangan mereka. Contoh: Amerika ingin mengekspor paha ayam (di AS paha ayam sudah dihindari warganya) dan Australia ingin mengekspor daging sapi. Salah satu syarat pangan impor Indonesia adalah bersertifikat halal. Untuk itu, Australia dan Amerika belajar mengenai halal food management. Akibatnya, produk lokal Indonesia harus menghadapi gempuran produk impor dari Australia dan Amerika.
Menurut Prof. Ujang Sumarwan dalam kuliahnya, Islam merupakan berkah untuk semua, bukan teroris. Ibadah yang sangat menguntungkan dari segi bisnis adalah prosesi haji. Berikut adalah contoh pihak-pihak mana saja yang mendapat keuntungan dari haji.
Ka'bah
"Thawaf around Ka'bah"
  • Travel biro dari berbagai negara menyelenggarakan perjalanan jamaah haji. Termasuk dari China yang merupakan negara komunis, tiap tahunnya 10.000 orang berhaji.
  • Penduduk China yang memproduksi aneka souvenir khas haji, seperti tasbih, pashmina, dan aneka produk made-in-China lainnya.
  • Masyarakat di Amerika Latin yang mengirimkan buah-buahan, seperti anggur dan pisang.
  • Pilot Eropa di-hire untuk menerbangkan pesawat yang mengantar rombongan haji.
  • Satelit disewa untuk memperlancar komunikasi jutaan jamaah haji.
Jadi, berbagai isu yang sensitif seperti agama, oleh para marketer atau orang bisnis, selalu diterjemahkan secara positif. Namun, di Indonesia sendiri, isu agama seringkali dianggap sebagai isu politis yang perlu diwaspadai pemerintah. Apabila kita tidak melihat potensi bisnis dari pasar kita sendiri, maka negara-negara yang mayoritas non-muslim, seperti AS yang akan mempelajarinya. Nanti, malah kita yang belajar tentang ekonomi syariah dan halal food, ke AS.