Kewirausahaan dan Inovasi (Bag 2):
Mengembangkan Kewirausahaan
BAB 2 MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN
Mengembangkan Kewirausahaan
Bag 1 lihat disini (http://kitaanakkreatif.blogspot.com/2014/03/kewirausahaan-dan-inovasi-bag-1-latar.html)
BAB 2 MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN
2.1. Pengertian Entrepreneurship (Berkewirausahaan)
John J. Kao (1993)
mendefinisikan entrepreneurship sebagai
berikut: “Entrepreneurship is the attemp
to create value through recognition of business opportunity, the management of
risk-taking appropriate to the opportunity, and through the communicative and
management skills to mobilize human, financial, and material resources
necessary to a project to fruitition”.
Pengertian entrepreneurship menurut Robert D.
Hisrich et.al. (2005) sebagai berikut: “Entrepreneurship
is the dynamic process of creating incremental wealth. The wealth is created by
individuals who assume the major risks in terms of equity, time, and/or carrier
commitment or provide value for some product or service. The product or service
may not be new or unique, but value must somehow be infused by the entrepreneur
by receiving and locating the necessary skills and resources”.
Robert D. Hisrich et
al. (2005) mendefinisikan entrepreneurship
berdasarkan pendekatan pebisnis adalah: “To
one businessman, an entrepreneur appears as a threat, an aggressive competitor,
whereas to another businessman the same entrepreneur may be an ally, a source
of supply, a customer or someone who creates wealth for others, as well as
finds better ways to utilize resources, reduce waste, and produce jobs ohers
are glad to get”.
Pengertian
kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan
cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar”.
Menurut David E. Rye
(1996), definisi tentang wirausahawan adalah: “Seorang yang mengorganisasikan
dan mengarahkan usaha baru. Wirausahawan berani mengambil risiko yang terkait
dengan proses pemulaian usaha”.
Istilah wirausaha dapat
dipahami dengan menguraikan peristilahan, yaitu: Wira = utama, gagah, luhur,
berani, teladan, pejuang.
Usaha = penciptaan kegiatan dan atau
berbagai aktivitas bisnis.
2.2. Kreatif Versus Inovatif
Seorang wirausahawan
dalam berbisnis harus berlandaskan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Kedua
sifat tersebut dapat membuat bisnis perusahaan mencapai kesuksesan. Berikut ini
adalah tabel perbedaan antara kreatif dan inovatif.
Tabel
2. Perbedaan Kreatif dan Inovatif
(Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.
Penerbit Salemba Empat. Hal 95)
Gambar 3. Dasar untuk Mencapai Keunggulan Bersaing
Gambar 3. Dasar untuk Mencapai Keunggulan Bersaing
(Sumber:
Longencecker, dkk., 2005, Small Business Management, Edisi 12)
Bagi
sebuah bisnis baru maupun bisnis yang sudah berjalan, harus senantiasa memiliki
keunggulan yang mempu bersaing dalam menghadapi kompetitornya.
Intuisi
Imajinasi Kreativitas
|
(Sumber:
Tjandra Irawan. 2008. Bahan Diskusi Internal. CV Bina Seroja)
2.3. Strategi Memilih Bisnis yang Sesuai
Gambar 5. Sumber Ide untuk Memulai Bisnis (Sumber:
Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur
Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 60)
Dalam memulai bisnis baru dengan menjadi entrepreneur bukan hal yang mudah. Michael LeBout memberikan arah yang tepat bagaimana menemukan dan memulai yang sesuai. Rumusnya yaitu:
Gambar
6. Rumus Memulai Bisnis Baru (Sumber:
Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur
Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 62)
Kemapanan atau keberhasilan dalam
bisnis (wealth) merupakan penjumlahan
dari hasrat dan kecintaan terhadap sesuatu (passion)
serta jenis bisnis yang menguntungkan (profitability).
Setiap orang menemukan cara yang berbeda-beda dalam menemukan passionnya. (h.64)
Passion adalah segala sesuatu yang
dapat menyebabkan seseorang bekerja keras, termotivasi untuk melakukannya, dan
menikmati tanpa merasa tertekan. Jika sudah memiliki sejumlah alternatif
pilihan bisnis yang sesuai dengan hasrat, tahap selanjutnya adalah membuat
matriks untuk menentukan pilihan jenis bisnis yang menguntungkan berdasarkan
sejumlah variabel seperti pasar, bahan baku, modal, SDM, dan persaingan.
Tabel
3. Penilaian Alternatif Pilihan Bisnis (Sumber:
Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur
Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 65)
2.4. Mengelola Mitra Bisnis
Sebuah bisnis dapat berjalan baik apabila melibatkan mitra
bisnis yang dapat diajak bekerjasama. Mitra yang dapat membuat bisnis
berlangsung antara lain adalah pelanggan, prinsipal, vendor atau supplier, agen, retailer, advisor finansial,
legal, asuransi, mentor, dan dukungan keluarga. Tidak ada yang bisa melakukan
bisnis secara sendirian. Kesuksesan dalam bisnis sangat tergantung pada
keberhasilan dalam menjalin hubungan dengan jaringan bisnis. Bila dapat
menentukan mitra bisnis yang tepat maka akan terjalin hubungan kemitraan yang
saling menguntungkan, sehingga nilai tambah bagi pelanggan akan berlipat
ganda.
Kemitraan merupakan bentuk kerja sama antara dua orang atau
lebih orang atau perusahaan untuk berbagi biaya, risiko, dan manfaat, dengan
cara menggabungkan kompetensi masing-masing. Terdapat tiga hal yang mendorong
orang atau perusahaan membangun kemitraan, yaitu permodalan, teknologi
produksi, dan pemasaran. Permodalan merupakan alasan utama bagi entrepreneur untuk melakukan kemitraan.
Transfer teknologi juga diharapkan dapat terjadi bila melakukan kemitraan.
Pemasaran juga menjadi faktor yang dapat mengembangkan bisnis.
Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam membangun
hubungan berkelanjutan dengan mitra bisnis.
a.
Kepercayaan
Kepercayaan
merupakan faktor utama dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan. Rasa
saling percaya dapat memberikan manfaat yang menguntungkan dalam jangka panjang
bagi kedua belah pihak.
b.
Komitmen
Komitmen merupakan dasar untuk membangun integritas dari
pihak-pihak yang melakukan kerja sama. Komitmen berarti selalu menepati janji
dan menjalankan yang sudah disepakati. Komitmen sebaiknya dibuat dalam bentuk
dokumen kerja sama tertulis yang disepakati kedua belah pihak.
c.
Antusiasme
Antusiasme berhubungan dengan semangat dalam membangun
kemitraan dan menjalankan bisnis. Antusiasme dalam kemitraan bisnis bisa tumbuh
apabila kedua belah pihak melihat keuntungan atau manfaat bersama yang besar di
masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dibangun visi yang jelas seperti
apa kemitraan ini di masa depan.
d.
Dapat diandalkan
Dapat diandalkan berarti selalu melaksanakan apa yang sudah
dijanjikan. Hal tersebut berkaitan dengan persepsi orang lain yang berkaitan
dengan komitmen dan kompetensi. Jika telah memiliki kompetensi dan integritas
yang tinggi, maka pihak lain akan merasa aman dalam bekerja sama.
e.
Rasa kebersamaan
Rasa kebersamaan berarti kedua pihak mempercayai dan
menjaga nilai-nilai bersama yang ada pada masing-masing pihak.
f.
Saling menghargai
Saling menghargai dan menghormati diperlukan dalam
membangun kemitraan jangka panjang. Apabila hal tersebut tidak ada, maka bisa
timbul kesalahpahaman dan perselisihan.
g.
Saling ketergantungan
Saling
ketergantungan antara kedua belah pihak sangat bermanfaat dalam hubungan kerja
sama. Apabila tidak ada rasa saling ketergantungan dari salah satu pihak, maka
kemitraan dapat bubar.
h.
Komunikasi
Komunikasi
yang baik dan teratur dapat mempererat hubungan kemitraan dalam jangka panjang.
Setiap persoalan dalam diselesaikan dalam komunikasi yang efektif, sehingga
akan mengurangi terjadinya kesalahpahaman. Saat ini dengan teknologi informasi
yang maju, memungkinkan proses komunikasi berjalan lancar walaupun berada di
lokasi yang berjauhan.
i.
Berbagi informasi dan pengetahuan
Saling
berbagi informasi dan pengetahuan berupa perkembangan teknologi, pasar,
pelanggan, kompetitor, dan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis, dapat
membuat mitra bisnis dapat melakukan tindakan yang tepat dalam menghadapi
perubahan yang terjadi. Selektif dalam menyaring informasi yang akan
disampaikan kepada mitra bisnis merupakan hal yang perlu dilakukan agar
hubungan kemitraan yang telah dijalin dapat berlangsung lama.
2.5. Manfaat dari Berbisnis
Survey menunjukkan
bahwa pemilik dari bisnis kecil apabila bekerja lebih keras, akan menghasilkan
lebih banyak penghasilan, daripada ketika bekerja pada orang lain. Sebelum
memutuskan untuk berbisnis, setiap entrepreneur
harus memahami manfaat dari memiliki bisnis.
a.
Peluang untuk menentukan nasib diri
sendiri
Memiliki
bisnis pribadi membuat entrepreneur menjadi
mandiri dan memiliki peluang untuk meraih apa saja yang diinginkan. Entrepreneur menginginkan bisnis yang
membuat hasrat mereka menjadi kenyataan.
b.
Peluang untuk membuat perbedaan
Entrepreneur
memulai
bisnis karena mereka melihat bahwa ada peluang untuk melakukan perubahan atas
dasar kepentingan diri mereka. Disebut juga sebagai entrepreneur sosial, bisnis yang dibangun memberikan solusi
inovatif atas permasalahan yang ada di masyarakat. Apakah itu membuat pemukiman
untuk keluarga kurang mampu dengan biaya rendah atau melakukan program daur
ulang untuk menghemat sumber daya alam. Entrepreneur
seperti ini menggabungkan kesadaran mereka akan isu-isu sosial dan
keinginan untuk hidup lebih baik.
c.
Peluang untuk meraih keuntungan yang
mengagumkan
Meskipun uang bukanlah
tujuan utama dari seorang entrepreneur, tetapi
profit yang dihasilkan dari kegiatan berbisnis merupakan faktor penting yang
menjadi motivasi dalam meluncurkan sebuah bisnis. Kebanyakan entrepreneur tidak hidup sangat mewah,
tetapi mereka berkecukupan untuk hidup sejahtera. Orang-orang yang melakukan
bisnis berpeluang untuk memperoleh uang jauh lebih banyak daripada orang yang
bekerja sebagai pegawai.
d.
Peluang untuk berkontribusi terhadap
lingkungan dan promosi bisnis
Seringkali seorang
pemilik bisnis kecil, paling dipercaya dan dihormati anggota dalam sebuah
komunitas. Perjanjian bisnis berbasis kepercayaan dan saling menguntungkan
diantara perusahaan-perusahaan kecil. Pemilik bisnis kecil mempunyai peran
vital dalam sistem bisnis lokal dan pengaruhnya terhadap perekonomian nasional.
Pemilik bisnis pada umumnya sangat menikmati menjadi orang yang berpengaruh
terhadap komunitas lokal.
e.
Peluang untuk menikmati dan
bersenang-senang dalam bisnis
Kebanyakan entrepreneur sukses berbisnis atas dasar
ketertarikan mereka pada suatu bidang dan bisa menikmatinya. Hobi bisa diubah
menjadi pekerjaan. Nasihat Harvey McKay, “apabila anda bisa memiliki pekerjaan
yang dicintai, maka anda tidak pernah harus bekerja sehari pun, selama hidup
anda.”
2.6. Kerugian dari Berbisnis
Berbisnis memang
menghasilkan banyak manfaat dan peluang. Namun, entrepreneur yang ingin masuk dalam dunia bisnis harus mewaspadai
adanya kerugian dari berbisnis.
a.
Pendapatan yang tidak menentu
Seorang entrepreneur yang membuka dan
menjalankan bisnis baru tidak
memiliki garansi bahwa dirinya akan memiliki cukup uang untuk bisa bertahan.
Beberapa bisnis kecil hampir tidak bisa membayar pemilik bisnis dengan cukup.
Pada awal bisnis, pemilik harus rela tidak memperoleh gaji yang layak. Pemilik
merupakan orang terakhir yang berhak mendapatkan pembayaran gaji setelah
seluruh kewajiban utang dan biaya operasional dipenuhi. Perusahaan selalu akan
menghadapi masalah finansial, sehingga seorang entrepreneur harus bisa menabung untuk bisa terus hidup.
b.
Resiko kehilangan seluruh investasi
Kegagalan bisnis bisa
menyeret seorang entrepreneur dalam
masalah keuangan, padahal bisnis kecil memiliki tingkat resiko kegagalan
relatif tinggi. Resiko kegagalan tinggi sebuah bisnis, biasanya dijumpai pada
tahun-tahun awal berdirinya perusahaan.
c.
Bekerja keras dalam jam kerja yang
panjang
Jam kerja bisnis kecil
biasanya panjang, karena hal tersebut tergantung kepada pemilik bisnis. Pada
awal berdirinya perusahaan, jam kerja bisa sampai tujuh hari seminggu. Seorang entrepreneur harus bekerja keras dalam jam kerja yang panjang. Waktu luang untuk
bersantai dan kegiatan berlibur merupakan hal yang dihindari.
d.
Harus hidup prihatin hingga bisnis
berhasil
Aktivitas
kerja yang padat di perusahaan, memberi pengaruh terhadap kehidupan pemilik
bisnis. Peran seseorang di dalam rumah sebagai suami, istri, ayah, atau ibu,
bisa terganggu akibat tanggung jawab yang harus diemban pemilik bisnis.
Memiliki bisnis berarti harus rela berkorban, terutama dalam hubungan dengan
keluarga. Entrepreneur rata-rata
memulai bisnis pada rentang usia antara 25 hingga 44 tahun. Pada usia tersebut,
hubungan pernikahan, keluarga, dan pertemanan sering berbenturan dengan
kepentingan bisnis.
Gambar
7. Presentase Usia Entrepreneur dalam Formasi Bisnis
(Sumber: Global Entrepreneurship
Monitor, 2007)
e.
Tingkat stres tinggi
Mengelola sebuah bisnis
bisa memberikan pengalaman yang tak ternilai, namun bisa juga memberikan stres
tingkat tinggi. Hal tersebut biasanya terkait dengan masalah finansial. Entrepreneur sudah berinvestasi cukup
besar di awal bisnis. Apabila terjadi kegagalan, entrepreneur bisa dihinggapi kecemasan dan stres. Beberapa pemilik
bisnis mengelola bisnis sendiri dikarenakan tidak ingin bertanggung jawab
kepada pihak lain apabila perusahaannya mengalami masalah.
f.
Tanggung jawab besar
Menjadi seorang
pimpinan dari bisnis memang menyenangkan, namun harus bisa cepat memberikan
keputusan atas hal-hal yang sifatnya belum pasti. Banyak pemilik bisnis
kesulitan mencari penasihat perusahaan. Keputusan bisnis yang kritis biasanya
diputuskan sendiri oleh pemilik tanpa bantuan dari pihak lain, sehingga tekanan
yang dirasakan pemilik bisnis sangat besar. Setiap keputusan pribadi akan
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis.
g.
Pesimisme
Menjalankan bisnis
pribadi dalam jangka waktu yang lama membutuhkan dedikasi, disiplin, dan
kegigihan yang tinggi. Sepanjang jalan menuju kesuksesan bisnis, pengusaha
menghadapi banyak aral melintang, hingga keraguan, pesimisme, dan emosi muncul.
Entrepreneur yang sukses tahu bahwa
jalan bisnis itu tidak mulus, harus melalui kesulitan dengan banyak kerja keras
disertai optimisme. Atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam bisnis, entrepreneur sangat puas dengan pilihan
karirnya. Pada umumnya entrepreneur
merasa puas dengan apa yang dijalaninya dan ingin melanjutkan pekerjaannya
sebagai pemilik bisnis.
2.7. Unsur-unsur Dasar Sebuah Bisnis
Setiap bisnis, apapun
jenisnya, harus menghadapi masalah dan tugas pokok yang sama agar bisa bertahan
dalam persaingan bisnis. Unsur-unsur dasar ini mencakup pendapatan, struktur
legal, perencanaan dan manajemen umum, manajemen keuangan, serta pemasaran.
a.
Pendapatan
Agar dapat bertahan,
sebuah bisnis harus memiliki pendapatan yang mencukupi biaya beban. Bisnis yang
baru memulai, dengan keuntungan yang maih negatif, membutuhkan keuangan untuk
menutupi kerugian selama beberapa bulan atau beberapa tahun, selama kas dalam
keadaan minus. Suatu bisnis tidak akan mampu bertahan apabila tidak bisa
memperoleh laba untuk menutupi beban pengeluaran.
b.
Struktur legal
Setiap bisnis harus
memiliki struktur legal. Tidak semua bisnis harus berbentuk perseroan di awal
berdiri. Namun, sebuah bisnis yang berdiri tanpa struktur legal disertai tujuan
yang jelas, maka secara otomatis akan menjadi perusahaan perorangan. Jenis
struktur legal yang dipilih memiliki konsekuensi terhadap keuangan dan pajak.
c.
Perencanaan dan manajemen umum
Bisnis yang tidak
direncanakan secara memadai oleh pemilik bisnis, akan dengan mudah menemui
banyak masalah. Memang ada bisnis yang tampaknya bisa berjalan tanpa ada arahan
pemilik atau manajer, tetapi sedikit sekali bisnisnya yang mampu bertahan,
apalagi untuk berkembang. Menjalankan
setiap bisnis, meskipun itu kecil, membutuhkan banyak aspek yang perlu
mendapatkan perhatian. Mulai dari melayani pelanggan, membeli persediaan,
menetukan harga jual dan promosi. Manajer yang kurang baik merupakan sumber
kegagalan sebuah bisnis.
d.
Manjemen keuangan
Sebuah
bisnis harus mengelola keuangannya dengan benar agar mampu berjalan. Perputaran
arus kas perusahaan harus dikelola agar setiap uang yang masuk dan keluar dapat
tercatat dengan baik. Sebuah bisnis yang tidak mampu membayar tagihan utang,
akan sulit berfungsi. Mengawasi setiap tagihan yang jatuh tempo sangat penting
untuk mepertahankan reputasi perusahaan dan kepercayaan dari pihak lain.
Manajemen keuangan tidak sebatas mengatur pembayaran utang, melainkan juga
mengatur dana kredit, mendapatkan pembayaran tepat waktu, dan menagih
pembayaran piutang.
Gambar
8. Perputaran Arus Kas Perusahaan
(Sumber:
www.cfosystemsllc.com)
e.
Pajak
Sistem pajak cukup
rumit bagi bisnis, termasuk bisnis yang berskala kecil. Para pemilik bisnis
harus menaati pembayaran pajak, pelaporan pajak, dan termasuk pengumpulan pajak
dari orang lain untuk pajak penjualan. Sebagai pemilik bisnis, pastikan untuk
berkonsultasi dengan akuntan yang menguasai pajak dan isu mengenai pelaporan
pajak, serta strategi untuk meminimalkan beban pajak perusahaan dan individu.
f.
Pemasaran
Kebanyakan orang
menyamakan pemasaran dengan promosi. Padahal promosi adalah bagian dari
pemasaran. Kegiatan lainnya adalah distribusi, harga, dan produk itu sendiri.
Tidak semua bisnis membutuhkan iklan dalam media. Yang harus dipikirkan
perusahaan adalah bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan, sampai di tangan
konsumen, serta harga yang akan ditatpkan untuk setiap produk dan jasa yang
ditawarkan. Dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik usaha adalah
mengetahui siapa sasaran pelanggan yang akan membeli produk dan cara untuk
menjangkau pelanggan agar menciptakan peluang penjualan yang menghasilkan uang.
2.8. Investasi Bisnis
a.
Investasi awal
Dalam tahapa awal
bebisnis, tidak ada salahnya untuk melakukan investasi dalam peralatan,
penelitian, dan pengembangan. Hal yang terpenting adalah sejauh mana seorang
pemilik bisnis mampu membayar keperluan bisnis itu sendiri. Semakin besar
investasi yang dilakukan, maka semakin besar keterikatan dengan bisnis yang
dijalankan. Pemberi pinjaman investasi mengharapkan pemilik bisnis dapat
menginvestasikan uangnya untuk membeli peralatan operasional agar dapat
melakukan pembayaran tepat waktu.
b.
Investasi kembali
Apabila sebuah bisnis
menghasilkan keuntungan, sebagian besar dari laba tersebut harus diinvestasikan
kembali ke dalam bisnis tersebut. Bisnis yang mengandalkan teknologi, bisa
terus maju apabila kegiatan investasi kembali selalu dilakukan. Teknologi pada
dasarnya tidak konstan, semakin lama berubah manjadi semakin canggih. Oleh
karena itu, agar sejalan dengan kemajuan teknologi, secara periodik laba yang
dihasilkan perusahaan yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan baru
yang memiliki teknologi yang lebih baru dan lebih bagus.
c.
Prinsip bisnis
Sejak awal berdiri,
bisnis menghadapi banyak kendala, termasuk kompetisi. Peluang berhasilnya sebuh
bisnis di awal bisa lebih besar apabila pemilik bisnis membuat bisnis yang
tetap sederhana. Hal-hal yang diasumsikan tidak esensial tidak harus ada untuk
menambah kompleksitas bisnis. Misalnya hasil penjualan kotor dan jam kerja
seorang pengusaha sama, baik itu berusaha di rumah maupun di kantor sewaan.
Oleh sebab itu, pemilik bisnis lebih baik bekerja di tempat yang lebih murah. Bisnis
bisa berjalan baik tanpa membutuhkan kantor, sekretaris, komputer, atau
furnitur yang mahal. Dari perspektif bisnis, lebih baik bermarkas di kantor
sederhana tapi berpenghasilan Rp 50 juta, daripada bermarkas di gedung pencakar
langit dengan furnitur yang mewah dan komputer yang canggih, tapi
berpenghasilan Rp 30 juta.
2.9.
Analisis Bisnis
Sebelum membuat sebuah
bisnis yang nyata, seorang pengusaha harus membuat analisis faktor-faktor
eksternal berupa T-Threats (Ancaman)
dan O-Opportunities (Peluang), serta
faktor-faktor internal berupa W-Weakness
(Kelemahan) dan S-Strength (Kekuatan).
Metode TOWS atau SWOT ini dibuat untuk
menentukan strategi apa yang tepat dilakukan, misalnya strategi yang muncul
setelah menggabungkan satu faktor O dan satu W.
a.
Threats
(Ancaman)
Ancaman adalah faktor
eksternal dalam lingkungan yang dapat menyebabkan masalah bagi bisnis atau
proyek. Ancaman bersifat negatif yang menjadi penghalang bisnis mencapai misi
dan tujuannya. Ancaman bisa nerupa kompetitor, regulasi pemerintah, krisis
ekonomi, kenaikan tingkat suku bunga, kenaikan harga bahan bakar, dan penemuan
teknologi baru yang membuat teknologi yang dimiliki perusahaan menjadi
ketinggalan jaman.
b.
Opportunities
(Peluang)
Peluang adalah faktor
eksternal untuk meningkatkan kinerja atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar di lingkungan. Peluang bersifat positif terhadap perusahaan dalam
menggali potensi yang tidak terbatas dalam mencapai misi dan tujuan perusahaan.
c.
Weakness
(Kelemahan)
Kelemahan adalah faktor
internal yang dapat membuat bisnis mengalami kerugian atau tidak mampu bersaing
dengan kompetitor. Kelemahan bersifat negatif yang dapat menghambat perusahaan
mencapai misi dan tujuannya. Kelemahan misalnya kurangnya modal, tenarga kerja
yang kurang terampil, ketidakmampuan mengikuti perkembangan teknologi, dan
lokasi usaha yang tidak sesuai.
d.
Strength
(Kekuatan)
Kekuatan
adalah faktor internal yang memberikan keuntungan pada bisnis lebih baik dari kompetitor.
Kekuatan bersifat positif yang mampu membantu perusahaan mencapai misi dan
tujuannya. Contoh kekuatan adalah pengetahuan dan keterampilan yang spesifik,
citra positif di mata publik, pengalaman di bidang penjualan, dan pelanggan
yang setia.
2.10. Pemasaran Bisnis
Dalam pelajaran
pemasaran, pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
a.
Product
(Produk)
Produk adalah apa yang
ditawarkan kepada calon pelanggan. Apa yang ditawarkan itu bisa produk yang
kasat mata, atau jasa yang tidak kasat mata. Idealnya produk dan jasa yang akan
ditawarkan, sebelumnya telah dirancang untuk merespons kebutuhan pasar sasaran
dituju. Menurut ajaran dahulu, perusahaan membuat produk, lalu berupaya
meyakinkan orang untuk membeli produknya melalui iklan, penjualan langsung, dan
metode lain yang dapat produk laku terjual. Ajaran kini berbeda, produk dibuat
berdasarkan kebutuhan pasar yang dituju dan dimodifikasi seperlunya agar sesuai
dengan kebutuhan pasar.
b.
Price
(Harga)
Dalam penetapan harga
sebuah produk di pasar yang kompetitif, pelaksanaannya cukup rumit, karena
bertujuan agar sesuai dan mampu mengalahkan pesaing. Bagi perusahaan besar,
tidak masalah menetapkan harga rendah, karena sudah memperoleh keuntungan dari
skala ekonomi. Sedangkan untuk perusahaan kecil, penetapan harga yang rendah
bermasalah karena tidak memperoleh manfaat dari skla ekonomi. Perusahaan kecil
membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk memproduksi satu unit barang, serta
tidak mampu menutup kerugian sementara sebagaimana pada perusahaan besar.
Pengusaha tidak boleh
beranggapan bahwa pelanggan akan tertarik dengan harga yang lebih rendah. Untuk
beberapa layanan profesional, calon pelanggan akan melihat harga tinggi sebagai
indikasi dari kemampuan yang tinggi pula dari pemberi layanan. Sementara
pemasangan harga yang rendah bisa dicurigai sebagai indikasi bahwa pemberi
layanan kurang profesional. Beberapa orang merasa apabila mereka membayar lebih
mahal, apa yang mereka terima lebih baik daripada bila mereka membayar lebih
murah. Menetapkan harga tinggi adalah strategi yang menghasilkan dari
orang-orang yang suka menonjolkan kemewahan.
c.
Promotion
(Promosi)
Promosi sering dianggap
sebagai inti dari pemasaran. Promosi mencakup semua hal yang mengeluarkan
kata-kata mengenai produk atau jasa, seperti iklan televisi, iklan surat kabar,
iklan situs jejaring, pamflet, dan katalog. Gosip merupakan iklan terbaik dari
semua iklan. Banyak iklan yang sangat mahal, dirancang sedemikian rupa sebagai
katalis atau pendorong, agar semua oorang membicarakan suatu produk atau jasa,
bahkan iklan itu sendiri. Iklan yang dipasang dalam acara televisi langsung
dengan jutaan pemirsa, termasuk dalam kategori tersebut.
Iklan merupakan alat
untuk menyoroti keunggulan dan keuntungan dari sebuah produk, sambil
mengabaikan atau tidak menekankan sisi buruknya. Akibat dari iklan yang sukses
adalah mendorong kkonsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Dengan mencoba
dan terus membeli, diasumsikan konsumen menyukai produk yang ditawarkan.
Setidaknya, konsumen yang menggunakan produk tersebut akan merekomendasikan
atau mendorong orang lain untuk turut
menggunakannya juga. Apabila tahapan iklan-mencoba-merekomendasikan ini terus
berulang dan berkembang, maka produk yang bersangkutan akan makin sukses.
Pendekatan promosi dari mulut ke mulut merupakan strategi pemasaran yang ampuh
dengan biaya yang nyaris nol.
d.
Place
(Tempat)
Lokasi tempat pemasar
menawarkan produknya merupakan hal yang kadang dilewatkan. Pemilihan tempat
bisa memberikan peluang untuk menerapkan beberapa tindakan kreatif yang bisa
meningkatkan penjualan. Sebuah contoh klasik adalah merek stocking wanita,
L’eggs yang menawarkan produknya di pasar swalayan. Pada masa itu, menjual
stocking umumnya adalah di toko yang khusus menjual pakaian. Namun, L’eggs
melihat bahwa wanita biasanya berbelanja di pasar swalayan secara rutin. Oleh
karena itu, tidak ada salahnya jika stocking L’eggs bisa ditemukan di pasar
swalayan. Cara ini pada saat itu termasuk radikal. Namun, dengan langsung
membuka akses pada target sasaran yang dituju memang membutuhkan cara-cara yang
kreatif yang kini bisa diterima.
-adl-