April 11, 2011

Wayang Punakawan & Aksi Hijau

Cerita tentang awal mula wayang ini diambil dari Islam Digest Republika (26/12/2010) yang ditulis oleh Heri Ruslan.  Wayang merupakan kebudayaan asli di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Wayang digunakan Wali Songo untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Wayang sukses sebagai media dakwah dan syiar Islam karena menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, pedagogi, hingga politik. Memang wayang kulit telah lama ada sebelum Islam berkembang di Jawa. Namun, setelah Islam masuk, terdapat perubahan, misalnya pada bahasa, nama tokoh, dan lakon. Nama tokoh punakawan seperti Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng pun berasal dari bahasa Arab. Setiap tokoh memiliki peran sebagai media penyampai syiar dan dakwah Islam pada zaman tersebut.


Dalam kegiatan lomba poster Pertamina Green Act 2010, juara pertamanya juga mengambil karakter 4 punakawan. Sang pembuat poster, Nararya Megasih Wardhani berpendapat bahwa dalam lakon cerita yang berlatar kerajaan Majapahit, punakawan berfungsi sebagai penyeimbang yang bijak, termasuk untuk keseimbangan alam. Dengan warna-warni yang menarik, poster tersebut menggambarkan kondisi alam yang sudah rusak, punakawan berjalan berusaha mencari lahan untuk menyelamatkan bibit tanaman. Mereka juga mengajak kita unuk turut menjaga kelestarian lingkungan, seperti teks pada poster. Alasan Nararya memilih tokoh wayang juga karena keprihatinan terhadap generasi muda yang kurang perduli terhadap budaya lokal tanah air, seperti wayang, jadi dia ingin mengeksplorasinya.