Mengembangkan Kewirausahaan
dan Inovasi (Bag 1)
1.1 Latar Belakang Perlunya Berwirausaha
Saat ini di Indonesia
terdapat banyak pengangguran. Mulai dari yang tidak pernah sekolah hingga yang
berpendidikan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tenaga kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Kesenjangan
antara penawaran dan permintaan tenaga kerja tersebut menimbulkan kemiskinan.
Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengatasi pengangguran. Solusi tenaga
kerja dapat hidup sejahtera tanpa menggantungkan dirinya menjadi pegawai atau
karyawan adalah dengan memberikan arahan agar bisa menjadi pengusaha mikro.
Hasilnya adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dalam menjadi
seorang pengusaha, yang diperlukan adalah bekal keterampilan berwirausaha yang
cukup.
Kebanyakan
lulusan perguruan tinggi bekerja menjadi karyawan seusai mengenyam pendidikan.
Keinginan untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri masih kurang besar. Kondisi di
Indonesia bisa dilihat pada Tabel Hubungan Status Pendidikan Tinggi dan Jenis
Pekerjaan berdasarkan sumber Sakrenas, BPS, 2004.
Gambar
1. Hubungan Status Pendidikan Tinggi dan
Jenis Pekerjaan
(Sumber:
Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit
Salemba Empat. Hal 24)
Hadirnya pengusaha baru
yang kreatif dan inovatif bisa meningkatkan perekonomian hingga berkali-kali
lipat. Contohnnya adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di negara
tersebut setiap saat tumbuh wirausahawan baru, lapangan pekerjaan baru pun ikut
muncul. Lulusan sekolah bisnis, seperti MIT dan Harvard, yang memiliki mata
kuliah kewirausahaan, membuat mahasiswanya tidak segan melakukan praktik
wirausaha.
1.2. Tujuan Berwirausaha
Tujuan seseorang untuk
berwirausaha antara lain karena memperoleh empat imbalan berkut ini.
Gambar 2. Imbalan Berwirausaha (Sumber: Leonardus
Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba
Empat. Hal 26)
a.
Laba
Laba berarti dapat menentukan laba yang dikehendaki
atau keuntungan yang diterima, serta berapa yang akan dibayarkan kepada pegawai
atau pihak lain.
b.
Kebebasan
Kebebasan yaitu bebas mengatur waktu, bebas dari
supervisi dan intervensi, serta bebas dari budaya dan organisasi perusahaan.
c.
Impian personal
Impian personal merupakan hak menentukan visi dan
misi sendiri, bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari
rutinitas yang membosankan.
d.
Kemandirian
Kemandirian adalah mengatur segalanya, seperti
permodalan, pengelolaan, pengawasan secara mandiri atau menjadi manajer bagi
dirinya sendiri.
Perbedaan esensial
antara wirausahawan dan karyawan adalah sebagai berikut.
Tabel
1. Perbedaan Karyawan dan Wirausahawan
(Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.
Penerbit Salemba Empat. Hal 27)
No
|
Perbedaan
|
Karyawan
|
Wirausahawan
|
1
|
Penghasilan
|
Teratur
|
Bervariasi
|
2
|
Peluang menjadi kaya
|
Lebih besar
|
Relatif
|
3
|
Sifat pekerjaan
|
Rutin
|
Tidak rutin
|
4
|
Kebebasan waktu
|
Terikat jam kerja
|
Tinggi
|
5
|
Perkiraan jumlah
kekayaan
|
Bisa dihitung
|
Tidak ada kepastian
|
6
|
Kreativitas &
inovasi
|
Tidak dituntut
|
Dituntut
|
7
|
Ketergantungan
|
Tinggi
|
Rendah
|
8
|
Risiko
|
Rendah
|
Tinggi
|
9
|
Peluang menjadi bos
|
Rendah
|
Tinggi
|
10
|
Tanggung jawab
|
Relatif
|
Besar
|
Hampir tujuh puluh lima persen orang-orang terkaya di dunia, menurut majalah Forbes, merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian Thomas Stanley dan William Danko, pemilik perusahaan mencapai dua per tiga dari jutawan di Amerika Serikat. Orang-orang yang bekerja sendiri memiliki peluang empat kali lebih besar menjadi miliarder, daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau karyawan perusahaan.
Link: http://catatan2pekan.blogspot.com/2014/03/kewirausahaan-dan-inovasi-bag-1-latar.html
Bag 2 Kewirausahaan dan Inovasi : Mengembangkan Kewirausahaan
http://kitaanakkreatif.blogspot.co.id/2014/08/kewirausahaan-dan-inovasi-bag-2.html