August 28, 2014

Kewirausahaan dan Inovasi (Bag 2): Mengembangkan Kewirausahaan

Kewirausahaan dan Inovasi (Bag 2): 
Mengembangkan Kewirausahaan



BAB 2  MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN

2.1.   Pengertian Entrepreneurship (Berkewirausahaan)
John J. Kao (1993) mendefinisikan entrepreneurship sebagai berikut: “Entrepreneurship is the attemp to create value through recognition of business opportunity, the management of risk-taking appropriate to the opportunity, and through the communicative and management skills to mobilize human, financial, and material resources necessary to a project to fruitition”.
Pengertian entrepreneurship menurut Robert D. Hisrich et.al. (2005) sebagai berikut: “Entrepreneurship is the dynamic process of creating incremental wealth. The wealth is created by individuals who assume the major risks in terms of equity, time, and/or carrier commitment or provide value for some product or service. The product or service may not be new or unique, but value must somehow be infused by the entrepreneur by receiving and locating the necessary skills and resources”.
Robert D. Hisrich et al. (2005) mendefinisikan entrepreneurship berdasarkan pendekatan pebisnis adalah: “To one businessman, an entrepreneur appears as a threat, an aggressive competitor, whereas to another businessman the same entrepreneur may be an ally, a source of supply, a customer or someone who creates wealth for others, as well as finds better ways to utilize resources, reduce waste, and produce jobs ohers are glad to get”.
Pengertian kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
Menurut David E. Rye (1996), definisi tentang wirausahawan adalah: “Seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru. Wirausahawan berani mengambil risiko yang terkait dengan proses pemulaian usaha”.
Istilah wirausaha dapat dipahami dengan menguraikan peristilahan, yaitu: Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, pejuang.
Usaha = penciptaan kegiatan dan atau berbagai aktivitas bisnis.

2.2.   Kreatif Versus Inovatif
Seorang wirausahawan dalam berbisnis harus berlandaskan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Kedua sifat tersebut dapat membuat bisnis perusahaan mencapai kesuksesan. Berikut ini adalah tabel perbedaan antara kreatif dan inovatif.
Tabel 2.  Perbedaan Kreatif dan Inovatif (Sumber: Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 95)


 Gambar 3.  Dasar untuk Mencapai Keunggulan Bersaing
(Sumber: Longencecker, dkk., 2005, Small Business Management, Edisi 12)
Bagi sebuah bisnis baru maupun bisnis yang sudah berjalan, harus senantiasa memiliki keunggulan yang mempu bersaing dalam menghadapi kompetitornya.

Intuisi Imajinasi Kreativitas
Gambar 4.  Proses Perencanaan Bisnis secara Umum
(Sumber: Tjandra Irawan. 2008. Bahan Diskusi Internal. CV Bina Seroja)

2.3.   Strategi Memilih Bisnis yang Sesuai
Berdasarkan hasil penelitian LPPM, sumber ide untuk memulai bisnis sebagai berikut:


Gambar 5.  Sumber Ide untuk Memulai Bisnis (Sumber: Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 60)

Dalam memulai bisnis baru dengan menjadi entrepreneur bukan hal yang mudah. Michael LeBout memberikan arah yang tepat bagaimana menemukan dan memulai yang sesuai. Rumusnya yaitu:

Gambar 6.  Rumus Memulai Bisnis Baru (Sumber: Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 62)

          Kemapanan atau keberhasilan dalam bisnis (wealth) merupakan penjumlahan dari hasrat dan kecintaan terhadap sesuatu (passion) serta jenis bisnis yang menguntungkan (profitability). Setiap orang menemukan cara yang berbeda-beda dalam menemukan passionnya. (h.64) Passion adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang bekerja keras, termotivasi untuk melakukannya, dan menikmati tanpa merasa tertekan. Jika sudah memiliki sejumlah alternatif pilihan bisnis yang sesuai dengan hasrat, tahap selanjutnya adalah membuat matriks untuk menentukan pilihan jenis bisnis yang menguntungkan berdasarkan sejumlah variabel seperti pasar, bahan baku, modal, SDM, dan persaingan.           

Tabel 3.  Penilaian Alternatif Pilihan Bisnis (Sumber: Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono. 2004. The Power of Entrepreneur Intelligence. PT Elex Media Computindo. Hal 65)

2.4.   Mengelola Mitra Bisnis
       Sebuah bisnis dapat berjalan baik apabila melibatkan mitra bisnis yang dapat diajak bekerjasama. Mitra yang dapat membuat bisnis berlangsung antara lain adalah pelanggan, prinsipal, vendor atau supplier, agen, retailer, advisor finansial, legal, asuransi, mentor, dan dukungan keluarga. Tidak ada yang bisa melakukan bisnis secara sendirian. Kesuksesan dalam bisnis sangat tergantung pada keberhasilan dalam menjalin hubungan dengan jaringan bisnis. Bila dapat menentukan mitra bisnis yang tepat maka akan terjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan, sehingga nilai tambah bagi pelanggan akan berlipat ganda.  
        Kemitraan merupakan bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih orang atau perusahaan untuk berbagi biaya, risiko, dan manfaat, dengan cara menggabungkan kompetensi masing-masing. Terdapat tiga hal yang mendorong orang atau perusahaan membangun kemitraan, yaitu permodalan, teknologi produksi, dan pemasaran. Permodalan merupakan alasan utama bagi entrepreneur untuk melakukan kemitraan. Transfer teknologi juga diharapkan dapat terjadi bila melakukan kemitraan. Pemasaran juga menjadi faktor yang dapat mengembangkan bisnis.
         Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam membangun hubungan berkelanjutan dengan mitra bisnis.
a.         Kepercayaan
Kepercayaan merupakan faktor utama dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan. Rasa saling percaya dapat memberikan manfaat yang menguntungkan dalam jangka panjang bagi kedua belah pihak.
b.        Komitmen
          Komitmen merupakan dasar untuk membangun integritas dari pihak-pihak yang melakukan kerja sama. Komitmen berarti selalu menepati janji dan menjalankan yang sudah disepakati. Komitmen sebaiknya dibuat dalam bentuk dokumen kerja sama tertulis yang disepakati kedua belah pihak.
c.         Antusiasme
          Antusiasme berhubungan dengan semangat dalam membangun kemitraan dan menjalankan bisnis. Antusiasme dalam kemitraan bisnis bisa tumbuh apabila kedua belah pihak melihat keuntungan atau manfaat bersama yang besar di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dibangun visi yang jelas seperti apa kemitraan ini di masa depan.
d.        Dapat diandalkan
          Dapat diandalkan berarti selalu melaksanakan apa yang sudah dijanjikan. Hal tersebut berkaitan dengan persepsi orang lain yang berkaitan dengan komitmen dan kompetensi. Jika telah memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi, maka pihak lain akan merasa aman dalam bekerja sama.
e.         Rasa kebersamaan
          Rasa kebersamaan berarti kedua pihak mempercayai dan menjaga nilai-nilai bersama yang ada pada masing-masing pihak.
f.         Saling menghargai
          Saling menghargai dan menghormati diperlukan dalam membangun kemitraan jangka panjang. Apabila hal tersebut tidak ada, maka bisa timbul kesalahpahaman dan perselisihan.
g.        Saling ketergantungan
Saling ketergantungan antara kedua belah pihak sangat bermanfaat dalam hubungan kerja sama. Apabila tidak ada rasa saling ketergantungan dari salah satu pihak, maka kemitraan dapat bubar.
h.        Komunikasi
Komunikasi yang baik dan teratur dapat mempererat hubungan kemitraan dalam jangka panjang. Setiap persoalan dalam diselesaikan dalam komunikasi yang efektif, sehingga akan mengurangi terjadinya kesalahpahaman. Saat ini dengan teknologi informasi yang maju, memungkinkan proses komunikasi berjalan lancar walaupun berada di lokasi yang berjauhan.
i.          Berbagi informasi dan pengetahuan
Saling berbagi informasi dan pengetahuan berupa perkembangan teknologi, pasar, pelanggan, kompetitor, dan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis, dapat membuat mitra bisnis dapat melakukan tindakan yang tepat dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Selektif dalam menyaring informasi yang akan disampaikan kepada mitra bisnis merupakan hal yang perlu dilakukan agar hubungan kemitraan yang telah dijalin dapat berlangsung lama.

2.5.   Manfaat dari Berbisnis
Survey menunjukkan bahwa pemilik dari bisnis kecil apabila bekerja lebih keras, akan menghasilkan lebih banyak penghasilan, daripada ketika bekerja pada orang lain. Sebelum memutuskan untuk berbisnis, setiap entrepreneur harus memahami manfaat dari memiliki bisnis.
a.         Peluang untuk menentukan nasib diri sendiri
Memiliki bisnis pribadi membuat entrepreneur menjadi mandiri dan memiliki peluang untuk meraih apa saja yang diinginkan. Entrepreneur menginginkan bisnis yang membuat hasrat mereka menjadi kenyataan.
b.        Peluang untuk membuat perbedaan
Entrepreneur memulai bisnis karena mereka melihat bahwa ada peluang untuk melakukan perubahan atas dasar kepentingan diri mereka. Disebut juga sebagai entrepreneur sosial, bisnis yang dibangun memberikan solusi inovatif atas permasalahan yang ada di masyarakat. Apakah itu membuat pemukiman untuk keluarga kurang mampu dengan biaya rendah atau melakukan program daur ulang untuk menghemat sumber daya alam. Entrepreneur seperti ini menggabungkan kesadaran mereka akan isu-isu sosial dan keinginan untuk hidup lebih baik.
c.         Peluang untuk meraih keuntungan yang mengagumkan
Meskipun uang bukanlah tujuan utama dari seorang entrepreneur, tetapi profit yang dihasilkan dari kegiatan berbisnis merupakan faktor penting yang menjadi motivasi dalam meluncurkan sebuah bisnis. Kebanyakan entrepreneur tidak hidup sangat mewah, tetapi mereka berkecukupan untuk hidup sejahtera. Orang-orang yang melakukan bisnis berpeluang untuk memperoleh uang jauh lebih banyak daripada orang yang bekerja sebagai pegawai.
d.        Peluang untuk berkontribusi terhadap lingkungan dan promosi bisnis
Seringkali seorang pemilik bisnis kecil, paling dipercaya dan dihormati anggota dalam sebuah komunitas. Perjanjian bisnis berbasis kepercayaan dan saling menguntungkan diantara perusahaan-perusahaan kecil. Pemilik bisnis kecil mempunyai peran vital dalam sistem bisnis lokal dan pengaruhnya terhadap perekonomian nasional. Pemilik bisnis pada umumnya sangat menikmati menjadi orang yang berpengaruh terhadap komunitas lokal.
e.         Peluang untuk menikmati dan bersenang-senang dalam bisnis
Kebanyakan entrepreneur sukses berbisnis atas dasar ketertarikan mereka pada suatu bidang dan bisa menikmatinya. Hobi bisa diubah menjadi pekerjaan. Nasihat Harvey McKay, “apabila anda bisa memiliki pekerjaan yang dicintai, maka anda tidak pernah harus bekerja sehari pun, selama hidup anda.”

2.6.   Kerugian dari Berbisnis
Berbisnis memang menghasilkan banyak manfaat dan peluang. Namun, entrepreneur yang ingin masuk dalam dunia bisnis harus mewaspadai adanya kerugian dari berbisnis.
a.         Pendapatan yang tidak menentu
Seorang entrepreneur yang membuka dan menjalankan bisnis baru tidak memiliki garansi bahwa dirinya akan memiliki cukup uang untuk bisa bertahan. Beberapa bisnis kecil hampir tidak bisa membayar pemilik bisnis dengan cukup. Pada awal bisnis, pemilik harus rela tidak memperoleh gaji yang layak. Pemilik merupakan orang terakhir yang berhak mendapatkan pembayaran gaji setelah seluruh kewajiban utang dan biaya operasional dipenuhi. Perusahaan selalu akan menghadapi masalah finansial, sehingga seorang entrepreneur harus bisa menabung untuk bisa terus hidup.
b.        Resiko kehilangan seluruh investasi
Kegagalan bisnis bisa menyeret seorang entrepreneur dalam masalah keuangan, padahal bisnis kecil memiliki tingkat resiko kegagalan relatif tinggi. Resiko kegagalan tinggi sebuah bisnis, biasanya dijumpai pada tahun-tahun awal berdirinya perusahaan.
c.         Bekerja keras dalam jam kerja yang panjang
Jam kerja bisnis kecil biasanya panjang, karena hal tersebut tergantung kepada pemilik bisnis. Pada awal berdirinya perusahaan, jam kerja bisa sampai tujuh hari seminggu. Seorang entrepreneur harus bekerja keras dalam jam kerja yang panjang. Waktu luang untuk bersantai dan kegiatan berlibur merupakan hal yang dihindari.
d.        Harus hidup prihatin hingga bisnis berhasil
Aktivitas kerja yang padat di perusahaan, memberi pengaruh terhadap kehidupan pemilik bisnis. Peran seseorang di dalam rumah sebagai suami, istri, ayah, atau ibu, bisa terganggu akibat tanggung jawab yang harus diemban pemilik bisnis. Memiliki bisnis berarti harus rela berkorban, terutama dalam hubungan dengan keluarga. Entrepreneur rata-rata memulai bisnis pada rentang usia antara 25 hingga 44 tahun. Pada usia tersebut, hubungan pernikahan, keluarga, dan pertemanan sering berbenturan dengan kepentingan bisnis.  

Gambar 7.  Presentase Usia Entrepreneur dalam Formasi Bisnis
(Sumber: Global Entrepreneurship Monitor, 2007)

e.         Tingkat stres tinggi
Mengelola sebuah bisnis bisa memberikan pengalaman yang tak ternilai, namun bisa juga memberikan stres tingkat tinggi. Hal tersebut biasanya terkait dengan masalah finansial. Entrepreneur sudah berinvestasi cukup besar di awal bisnis. Apabila terjadi kegagalan, entrepreneur bisa dihinggapi kecemasan dan stres. Beberapa pemilik bisnis mengelola bisnis sendiri dikarenakan tidak ingin bertanggung jawab kepada pihak lain apabila perusahaannya mengalami masalah.
f.         Tanggung jawab besar
Menjadi seorang pimpinan dari bisnis memang menyenangkan, namun harus bisa cepat memberikan keputusan atas hal-hal yang sifatnya belum pasti. Banyak pemilik bisnis kesulitan mencari penasihat perusahaan. Keputusan bisnis yang kritis biasanya diputuskan sendiri oleh pemilik tanpa bantuan dari pihak lain, sehingga tekanan yang dirasakan pemilik bisnis sangat besar. Setiap keputusan pribadi akan menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis.
g.        Pesimisme
Menjalankan bisnis pribadi dalam jangka waktu yang lama membutuhkan dedikasi, disiplin, dan kegigihan yang tinggi. Sepanjang jalan menuju kesuksesan bisnis, pengusaha menghadapi banyak aral melintang, hingga keraguan, pesimisme, dan emosi muncul. Entrepreneur yang sukses tahu bahwa jalan bisnis itu tidak mulus, harus melalui kesulitan dengan banyak kerja keras disertai optimisme. Atas berbagai tantangan yang dihadapi dalam bisnis, entrepreneur sangat puas dengan pilihan karirnya. Pada umumnya entrepreneur merasa puas dengan apa yang dijalaninya dan ingin melanjutkan pekerjaannya sebagai pemilik bisnis.

2.7.   Unsur-unsur Dasar Sebuah Bisnis
Setiap bisnis, apapun jenisnya, harus menghadapi masalah dan tugas pokok yang sama agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Unsur-unsur dasar ini mencakup pendapatan, struktur legal, perencanaan dan manajemen umum, manajemen keuangan, serta pemasaran.
a.         Pendapatan
Agar dapat bertahan, sebuah bisnis harus memiliki pendapatan yang mencukupi biaya beban. Bisnis yang baru memulai, dengan keuntungan yang maih negatif, membutuhkan keuangan untuk menutupi kerugian selama beberapa bulan atau beberapa tahun, selama kas dalam keadaan minus. Suatu bisnis tidak akan mampu bertahan apabila tidak bisa memperoleh laba untuk menutupi beban pengeluaran.
b.        Struktur legal
Setiap bisnis harus memiliki struktur legal. Tidak semua bisnis harus berbentuk perseroan di awal berdiri. Namun, sebuah bisnis yang berdiri tanpa struktur legal disertai tujuan yang jelas, maka secara otomatis akan menjadi perusahaan perorangan. Jenis struktur legal yang dipilih memiliki konsekuensi terhadap keuangan dan pajak.
c.         Perencanaan dan manajemen umum
Bisnis yang tidak direncanakan secara memadai oleh pemilik bisnis, akan dengan mudah menemui banyak masalah. Memang ada bisnis yang tampaknya bisa berjalan tanpa ada arahan pemilik atau manajer, tetapi sedikit sekali bisnisnya yang mampu bertahan, apalagi untuk berkembang.  Menjalankan setiap bisnis, meskipun itu kecil, membutuhkan banyak aspek yang perlu mendapatkan perhatian. Mulai dari melayani pelanggan, membeli persediaan, menetukan harga jual dan promosi. Manajer yang kurang baik merupakan sumber kegagalan sebuah bisnis.
d.        Manjemen keuangan
Sebuah bisnis harus mengelola keuangannya dengan benar agar mampu berjalan. Perputaran arus kas perusahaan harus dikelola agar setiap uang yang masuk dan keluar dapat tercatat dengan baik. Sebuah bisnis yang tidak mampu membayar tagihan utang, akan sulit berfungsi. Mengawasi setiap tagihan yang jatuh tempo sangat penting untuk mepertahankan reputasi perusahaan dan kepercayaan dari pihak lain. Manajemen keuangan tidak sebatas mengatur pembayaran utang, melainkan juga mengatur dana kredit, mendapatkan pembayaran tepat waktu, dan menagih pembayaran piutang.


Gambar 8.  Perputaran Arus Kas Perusahaan
(Sumber: www.cfosystemsllc.com)

e.         Pajak
Sistem pajak cukup rumit bagi bisnis, termasuk bisnis yang berskala kecil. Para pemilik bisnis harus menaati pembayaran pajak, pelaporan pajak, dan termasuk pengumpulan pajak dari orang lain untuk pajak penjualan. Sebagai pemilik bisnis, pastikan untuk berkonsultasi dengan akuntan yang menguasai pajak dan isu mengenai pelaporan pajak, serta strategi untuk meminimalkan beban pajak perusahaan dan individu.
f.         Pemasaran
Kebanyakan orang menyamakan pemasaran dengan promosi. Padahal promosi adalah bagian dari pemasaran. Kegiatan lainnya adalah distribusi, harga, dan produk itu sendiri. Tidak semua bisnis membutuhkan iklan dalam media. Yang harus dipikirkan perusahaan adalah bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan, sampai di tangan konsumen, serta harga yang akan ditatpkan untuk setiap produk dan jasa yang ditawarkan. Dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik usaha adalah mengetahui siapa sasaran pelanggan yang akan membeli produk dan cara untuk menjangkau pelanggan agar menciptakan peluang penjualan yang menghasilkan uang.

2.8.   Investasi Bisnis
a.         Investasi awal
Dalam tahapa awal bebisnis, tidak ada salahnya untuk melakukan investasi dalam peralatan, penelitian, dan pengembangan. Hal yang terpenting adalah sejauh mana seorang pemilik bisnis mampu membayar keperluan bisnis itu sendiri. Semakin besar investasi yang dilakukan, maka semakin besar keterikatan dengan bisnis yang dijalankan. Pemberi pinjaman investasi mengharapkan pemilik bisnis dapat menginvestasikan uangnya untuk membeli peralatan operasional agar dapat melakukan pembayaran tepat waktu.
b.        Investasi kembali
Apabila sebuah bisnis menghasilkan keuntungan, sebagian besar dari laba tersebut harus diinvestasikan kembali ke dalam bisnis tersebut. Bisnis yang mengandalkan teknologi, bisa terus maju apabila kegiatan investasi kembali selalu dilakukan. Teknologi pada dasarnya tidak konstan, semakin lama berubah manjadi semakin canggih. Oleh karena itu, agar sejalan dengan kemajuan teknologi, secara periodik laba yang dihasilkan perusahaan yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan baru yang memiliki teknologi yang lebih baru dan lebih bagus.
c.         Prinsip bisnis
Sejak awal berdiri, bisnis menghadapi banyak kendala, termasuk kompetisi. Peluang berhasilnya sebuh bisnis di awal bisa lebih besar apabila pemilik bisnis membuat bisnis yang tetap sederhana. Hal-hal yang diasumsikan tidak esensial tidak harus ada untuk menambah kompleksitas bisnis. Misalnya hasil penjualan kotor dan jam kerja seorang pengusaha sama, baik itu berusaha di rumah maupun di kantor sewaan. Oleh sebab itu, pemilik bisnis lebih baik bekerja di tempat yang lebih murah. Bisnis bisa berjalan baik tanpa membutuhkan kantor, sekretaris, komputer, atau furnitur yang mahal. Dari perspektif bisnis, lebih baik bermarkas di kantor sederhana tapi berpenghasilan Rp 50 juta, daripada bermarkas di gedung pencakar langit dengan furnitur yang mewah dan komputer yang canggih, tapi berpenghasilan Rp 30 juta.

2.9. Analisis Bisnis
Sebelum membuat sebuah bisnis yang nyata, seorang pengusaha harus membuat analisis faktor-faktor eksternal berupa T-Threats (Ancaman) dan O-Opportunities (Peluang), serta faktor-faktor internal berupa W-Weakness (Kelemahan) dan S-Strength (Kekuatan). Metode TOWS atau SWOT ini dibuat  untuk menentukan strategi apa yang tepat dilakukan, misalnya strategi yang muncul setelah menggabungkan satu faktor O dan satu W.
a.         Threats (Ancaman)
Ancaman adalah faktor eksternal dalam lingkungan yang dapat menyebabkan masalah bagi bisnis atau proyek. Ancaman bersifat negatif yang menjadi penghalang bisnis mencapai misi dan tujuannya. Ancaman bisa nerupa kompetitor, regulasi pemerintah, krisis ekonomi, kenaikan tingkat suku bunga, kenaikan harga bahan bakar, dan penemuan teknologi baru yang membuat teknologi yang dimiliki perusahaan menjadi ketinggalan jaman.
b.        Opportunities (Peluang)
Peluang adalah faktor eksternal untuk meningkatkan kinerja atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar di lingkungan. Peluang bersifat positif terhadap perusahaan dalam menggali potensi yang tidak terbatas dalam mencapai misi dan tujuan perusahaan.
c.         Weakness (Kelemahan)
Kelemahan adalah faktor internal yang dapat membuat bisnis mengalami kerugian atau tidak mampu bersaing dengan kompetitor. Kelemahan bersifat negatif yang dapat menghambat perusahaan mencapai misi dan tujuannya. Kelemahan misalnya kurangnya modal, tenarga kerja yang kurang terampil, ketidakmampuan mengikuti perkembangan teknologi, dan lokasi usaha yang tidak sesuai.
d.        Strength (Kekuatan)
Kekuatan adalah faktor internal yang memberikan keuntungan pada bisnis lebih baik dari kompetitor. Kekuatan bersifat positif yang mampu membantu perusahaan mencapai misi dan tujuannya. Contoh kekuatan adalah pengetahuan dan keterampilan yang spesifik, citra positif di mata publik, pengalaman di bidang penjualan, dan pelanggan yang setia.

 
Gambar 9.  Matriks TOWS/SWOT untuk Menentukan Strategi Bisnis

2.10. Pemasaran Bisnis
Dalam pelajaran pemasaran, pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
a.         Product (Produk)
Produk adalah apa yang ditawarkan kepada calon pelanggan. Apa yang ditawarkan itu bisa produk yang kasat mata, atau jasa yang tidak kasat mata. Idealnya produk dan jasa yang akan ditawarkan, sebelumnya telah dirancang untuk merespons kebutuhan pasar sasaran dituju. Menurut ajaran dahulu, perusahaan membuat produk, lalu berupaya meyakinkan orang untuk membeli produknya melalui iklan, penjualan langsung, dan metode lain yang dapat produk laku terjual. Ajaran kini berbeda, produk dibuat berdasarkan kebutuhan pasar yang dituju dan dimodifikasi seperlunya agar sesuai dengan kebutuhan pasar.

Gambar 10.  Konsep Bauran Pemasaran 4P Porter

b.        Price (Harga)
Dalam penetapan harga sebuah produk di pasar yang kompetitif, pelaksanaannya cukup rumit, karena bertujuan agar sesuai dan mampu mengalahkan pesaing. Bagi perusahaan besar, tidak masalah menetapkan harga rendah, karena sudah memperoleh keuntungan dari skala ekonomi. Sedangkan untuk perusahaan kecil, penetapan harga yang rendah bermasalah karena tidak memperoleh manfaat dari skla ekonomi. Perusahaan kecil membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk memproduksi satu unit barang, serta tidak mampu menutup kerugian sementara sebagaimana pada perusahaan besar.
Pengusaha tidak boleh beranggapan bahwa pelanggan akan tertarik dengan harga yang lebih rendah. Untuk beberapa layanan profesional, calon pelanggan akan melihat harga tinggi sebagai indikasi dari kemampuan yang tinggi pula dari pemberi layanan. Sementara pemasangan harga yang rendah bisa dicurigai sebagai indikasi bahwa pemberi layanan kurang profesional. Beberapa orang merasa apabila mereka membayar lebih mahal, apa yang mereka terima lebih baik daripada bila mereka membayar lebih murah. Menetapkan harga tinggi adalah strategi yang menghasilkan dari orang-orang yang suka menonjolkan kemewahan.
c.         Promotion (Promosi)
Promosi sering dianggap sebagai inti dari pemasaran. Promosi mencakup semua hal yang mengeluarkan kata-kata mengenai produk atau jasa, seperti iklan televisi, iklan surat kabar, iklan situs jejaring, pamflet, dan katalog. Gosip merupakan iklan terbaik dari semua iklan. Banyak iklan yang sangat mahal, dirancang sedemikian rupa sebagai katalis atau pendorong, agar semua oorang membicarakan suatu produk atau jasa, bahkan iklan itu sendiri. Iklan yang dipasang dalam acara televisi langsung dengan jutaan pemirsa, termasuk dalam kategori tersebut.
Iklan merupakan alat untuk menyoroti keunggulan dan keuntungan dari sebuah produk, sambil mengabaikan atau tidak menekankan sisi buruknya. Akibat dari iklan yang sukses adalah mendorong kkonsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Dengan mencoba dan terus membeli, diasumsikan konsumen menyukai produk yang ditawarkan. Setidaknya, konsumen yang menggunakan produk tersebut akan merekomendasikan atau mendorong orang lain  untuk turut menggunakannya juga. Apabila tahapan iklan-mencoba-merekomendasikan ini terus berulang dan berkembang, maka produk yang bersangkutan akan makin sukses. Pendekatan promosi dari mulut ke mulut merupakan strategi pemasaran yang ampuh dengan biaya yang nyaris nol.
d.        Place (Tempat)
Lokasi tempat pemasar menawarkan produknya merupakan hal yang kadang dilewatkan. Pemilihan tempat bisa memberikan peluang untuk menerapkan beberapa tindakan kreatif yang bisa meningkatkan penjualan. Sebuah contoh klasik adalah merek stocking wanita, L’eggs yang menawarkan produknya di pasar swalayan. Pada masa itu, menjual stocking umumnya adalah di toko yang khusus menjual pakaian. Namun, L’eggs melihat bahwa wanita biasanya berbelanja di pasar swalayan secara rutin. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika stocking L’eggs bisa ditemukan di pasar swalayan. Cara ini pada saat itu termasuk radikal. Namun, dengan langsung membuka akses pada target sasaran yang dituju memang membutuhkan cara-cara yang kreatif yang kini bisa diterima.



-adl-