الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ
Dengan Nama Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
الثَّمَرَاتِ كُلِّ وَمِن وَالأَعْنَابَ وَالنَّخِيلَ وَالزَّيْتُونَ الزَّرْعَ بِهِ لَكُم يُنبِتُ
-١١- يَتَفَكَّرُونَ لِّقَوْمٍ لآيَةً ذَلِكَ فِي إِنَّ
Dengan
(air hujan) itu Dia Menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
(An
Nahl, 16 : 11)
Tanaman merupakan salah satu ciptaan Allah yang sangat
istimewa, merupakan makhluk yang dapat membuat makanan sendiri dan hasilnya
dimanfaatkan oleh manusia dan satwa.
Dengan kuasa Allah, tanaman melakukan fotosintesis dan menghasilkan
bahan yang disimpan di daun, buah, batang, umbi yang dapat dipanen dan menjadi
sumber pangan, bumbu, obat-obatan, dan bahan bangunan. Kita juga bersyukur tinggal di negara yang
mendapat cahaya matahari cukup, curah
hujan, dan suhu yang nyaman sepanjang
tahun sehingga tanaman dapat ditanam dan dipanen sepanjang tahun.
Selama ini para
petani telah bekerja memanfaatkan lahan dengan menanam berbagai jenis tanaman dan menghasilkan berbagai sumber
makanan untuk kita. Betapa besarnya jasa petani yang telah bekerja keras
menghasilkan sumber pangan untuk kita dan makhluk di sekitar lahan pertanian
pun ikut menikmati. Umumnya hasil pertanian diperoleh dari perdesaan, namun di
perkotaan pun kita dapat berkebun dan menghasilkan sayuran dan
buah-buahan. Biasanya di lahan perkotaan
ditanami tanaman hias. Saat ini gerakan
berkebun di perkotaan cukup gencar, yaitu dengan memanfaatkan sampah organik
yang diolah menjadi kompos, lalu kompos tersebut jadi media tanaman. Dengan demikian permasalahan sampah teratasi
sekaligus menghasilkan produk tanaman.
Alangkah baiknya bila hal demikian dikembangkan di pekarangan dan di
lahan-lahan yang ada di perkotaan.
Gambar 1. Kebun sayuran di dataran tinggi, Desa Alamendah,
Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung
Gambar
2. Contoh pemanfatan lahan pekarangan sempit di desa
Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung (foto Dok. Adeola)
إِلاَّ يَخْرُجُ لاَ خَبُثَ وَالَّذِي رَبِّهِ بِإِذْنِ نَبَاتُهُ يَخْرُجُ الطَّيِّبُ وَالْبَلَدُ
-٥٨- يَشْكُرُونَ لِقَوْمٍ الآيَاتِ نُصَرِّفُ كَذَلِكَ نَكِداً
Dan
tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah
yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami Menjelaskan
berulang-ulang tanda- tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
(Al
A’raaf, 7:58)
Tanah yang tidak subur dapat diperbaiki menjadi subur
antara lain dengan pengaturan pH,
kandungan bahan organik, kompos, dan penambahan hara mineral. Pengolahan sampah organik rumah tangga
menjadi kompos yang dimanfaatkan jadi media tanaman merupakan hal yang mulia,
yaitu mengatasi permasalahan sampah yang umum terjadi di perkotaan, sekaligus
menghasilkan media yang subur untuk berkebun di perkotaan. Melalui berbagai pengembangan ilmu dan
teknologi, maka semakin mudah membuat media tanaman yang subur untuk tanaman
sehingga kegiatan berkebun menjadi menyenangkan karena akan diperoleh hasil panenan
yang baik.
Gambar3.
Contoh berkebun sayuran dan buah-buahan di atap rumah
di Kota Malang
Ayo kita berkebun, menanam dan memelihara tanaman sebagai
wujud syukur atas karunia Allah SWT
yang sangat banyak kepada kita. (ITB/adeola)