August 28, 2012

Review CEO Forum: Membangun Bisnis Keluarga dengan Hati (PT MDI)

MEMBANGUN BISNIS KELUARGA DENGAN HATI
CEO Forum MB-IPB oleh Ibu Ning dan Bapak Harmanto
(PT Mahkotadewa Indonesia)

Pada hari Selasa, 28 Agustus 2012, kuliah CEO Forum MB IPB kembali mendatangkan pembicara yang akan berbagi kisah tentang kesuksesan bisnisnya. Berbeda dengan CEO Forum yang biasanya, setiap acara hanya mengundang satu orang pembicara, hari ini berbeda. Yakni dengan mengundang dua orang pembicara. Mereka adalah suami istri pemilik PT Mahkotadewa Indonesia (MDI). Ibu Ning bertindak sebagai Direktur dan Bapak Harmanto sebagai Komisaris perusahaan.
            Pada giliran pertama, Ibu Ning yang tampil serba ungu, menceritakan bahwa produk yang dikeluarkan oleh MDI adalah herbal berkualitas. Potensi herbal Indonesia menduduki rangking dua di seluruh dunia setelah Brazil. Namun, peringkat produk herbal Indonesia hanya menduduki nomor 32. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan herbal Indonesia diekspor dalam bentuk bahan baku kering. Maka, Ibu Ning serta keluarga berupaya membuat inovasi produk herbal yang berorientasi pasar. Dalam waktu dekat ini, di bulan September, Ibu Ning akan menuju Cina untuk belajar sekaligus menjajaki ekspor herbal.
            Cara membuat produk herbal MDI sehingga bisa diterima pasar adalah dengan promosi. MDI tidak segan membagikan produk secara gratis untuk uji coba. Produk herbal yang dibuat bisa berdasarkan permintaan pasar, bisa juga produk dibuat terlebih dahulu, baru mencari target pasar yang sesuai. Jika banyak orang kebingungan harus membuat produk apa yang bisa dijual, menurut Ibu Ning, tidak perlu bingung. Cobalah lihat kebutuhan diri kita, dari atas kepala hingga ujung kaki. Contoh negara yang unggul atas kreativitas produk dan pemasaran adalah Cina.
            Inti dari bisnis adalah berbagi dan berbuat untuk orang lain. Bagaimana perusahaan dapat melakukan tanggung jawab kepada masyarakat, supaya masyarakat bisa sejahtera. Sesuai prinsip 4 Sehat 5 Sempurna, yaitu sehat politik, sehat ekonomi, sehat sosial, sehat budaya, dan sehat spiritual. Program yang diluncurkan oleh MDI untuk membantu pemerintah dalam memberi akses layanan kesehatan adalah membuat Puskesmas Herbal. Jamu atau herbal akan semakin dikenal dan dicintai kalangan masyarakat luas.
            Program pemberdayaan wanita di masyarakat pedesaan yaitu gerakan penanaman tanaman herbal di setiap rumah tangga (one village one product). Diharapkan setelah pelatihan pengolahan tanaman herbal menjadi obat dan pangan, kemiskinan akan mampu diberantas. Selain itu, MDI melalui Yayasan Mahkotadewa Indonesia, aktif mendidik para wirausahawan muda untuk bisa mandiri. Mereka diberikan teori dan praktik berwirausaha, serta bantuan finansial. Apabila ingin berjualan produk MDI secara online atau offline, Ibu Ning bersedia memberikan harga diskon yang menarik. Secara berkala, Ibu Ning dan Bapak Harmanto juga melakukan mentoring di Rumah Perubahan milik Rhenald Kasali, untuk calon-calon pewirausaha. Kerjasama MDI untuk pengembangan kewirausahaan, sangat terbuka bagi semua pihak.
            Selanjutnya, giliran Bapak Harmanto yang berpakaian serba hitam, berbicara mengenai pendirian perusahaan MDI. Sebelum terjun ke dalam bisnis herbal, Ibu Ning adalah seorang perias pengantin, sementara Bapak Harmanto adalah Kepala Divisi Teknisi Komputer di ASTRA. Suatu ketika di tahun 1998, Ibu Mertua Bapak Harmanto sakit dan dokter sudah angkat tangan. Seorang tetangga mengusulkan untuk mencari tanaman Mahkota Dewa sebagai obat. Saat itu, mereka kesulitan mencarinya karena herbal belum sepopuler sekarang. Akhirnya, setelah melihat khasiat dari tanaman Mahkota Dewa, Ibu Ning memutuskan untuk menjadi herbalis. Sumber literatur diperolehnya dari buku, majalah Trubus, dan internet.
            Semakin berkembang usaha herbal Ibu Ning, tentu membutuhkan berbagai persyaratan bisnis. Akhirnya, klinik herbal dengan identitas merek Ny. Ning Harmanto dan PT Mahkota Dewa Indonesia pun resmi berdiri di tahun 2003. Bapak Harmanto yang saat itu masih bekerja di ASTRA pun kemudian turut menjadi bagian dari MDI setelah mengambil pensiun dini. Produk MDI yang berfokus pada produk pengobatan merupakan faktor pembeda dari produk kecantikan seperti Sariayu dan Mustika Ratu. Hingga kini di tahun kesembilan MDI, Ibu Ning yang bertugas sebagai ikon MDI, aktif mengikuti pameran, baik di dalam dan luar negeri. Negara-negara seperti Malaysia, Singapura, India, dan Dubai pernah dijajaki. Serta negara Cina yang sebentar lagi akan dijadikan tujuan ekspor teh herbal MDI.

Dalam perjalanan waktu MDI, tidak hanya suka yang didapat, tetapi ada juga duka. Seperti ketika ada gempa Yogyakarta beberapa tahun lalu, pabrik herbal MDI ikut hancur. Namun, karena MDI perusahaan keluarga yang terdiri dari istri, suami, dan tiga anak yang saling mendukung, bisnis bisa terus bertahan dan berkembang. Stakeholders dari MDI senantiasa diberikan nilai positif perusahaan. MDI terus meningkatkan keunggulannya dengan mengikuti standardisasi dari GMP (Good Manufacturing Process), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), BPOM, dan Halal MUI.   

August 19, 2012

assalamualaikum!

happy eid ul fitr!

let's share to friends & others,
on this special moment.

hope we can through 11 months
after ramadhan carefully..

wish we can meet
the ramadhan next year..

wassalamualaikum..:-)
picture: dieni

August 18, 2012

Hai, kita anak kreatif!
     Suatu saat kita akan membanggakan Indonesia dengan menyusul negara berkembang yang mulai maju seperti India dan Brazil. Bahkan kita akan sejajar dengan negara maju seperti Amerika dan Cina. Kita akan menggunakan seluruh kreativitas kita, karena negara ini bisa merdeka juga karena kreativitas golongan muda dan tua di tahun 1945. Hingga lahirlah proklamasi kemerdekaan di tengah berbagai hambatan pada waktu itu. 
     Saat ini di Indonesia, pelaku industri ekonomi kreatif mulai menanjak naik. Oleh karena itu, mari kita dukung pelaku ekonomi kreatif dengan menggunakan produk-produk lokal/dalam negeri. Hal tersebut merupakan investasi untuk generasi bangsa yang akan datang.

August 03, 2012

Earthsleeve, Inovasi Ramah Lingkungan dari Starbucks

STARBUCKS MEMBUAT PEGANGAN GELAS ANTI PANAS YANG RAMAH LINGKUNGAN

Starbucks Hot Sleeve

Informasi ini jelas menyenangkan untuk diketahui. Starbucks, perusahaan yang mendominasi industri kopi premium, selama bertahun-tahun telah menghabiskan sumber daya alam berupa kayu untuk bahan baku gelas karton, alas gelas,  dan pegangan anti panas.
Starbucks Tissue

Kini, Starbucks telah melakukan inovasi untuk mengurangi penggunaan material kayu. Mereka mengklaim bahwa penggunaan gelas baru tersebut akan mengurangi 10000 pohon. Produk yang diberi nama Earthsleeve, menggunakan kurang dari 34% bahan mentah dan 85% konten pasca produksi, jika dibandingkan dengan produk sebelumnya.
Kafe kopi Starbucks telah tersebar di lebih dari 50 negara di dunia. Tentu, perubahan ini sangat signifikan bagi lingkungan global. Apabila penelitian teknologi ramah lingkungan terus dikembangkan, maka kita akan mendapat banyak produk-produk yang ramah lingkungan.

Pada prinsipnya memang 3R! Reduce: Kurangi penggunakan produk sekali pakai, misal gunakan gelas keramik atau beling untuk minum kopi. Reuse: Gunakan kembali gelas yang bisa dipakai berulang saat meminum kopi. Recycle: Daur ulang material lama menjadi material baru. Gelas kopi, tisu, alas gelas, dan pegangan panas diolah lagi menjadi produk berguna lainnya.